* Daftar Harga Per-ekor Bibit Lele Sangkuriang:
1 – 2 cm = Rp. 50
2 – 3 cm = Rp. 70
3 – 5 cm = Rp. 90
5 – 7 cm = Rp. 120
7 – 9 cm = Rp. 145
* Daftar Harga Per-ekor Lele Dumbo:
1 – 2 cm = Rp. 35
2 – 3 cm = Rp. 60
3 – 5 cm = Rp. 80
5 – 7 cm = Rp. 100
7 – 9 cm = Rp. 135
* Daftar Harga Per-ekor Lele Thailand
1 – 2 cm = Rp. 45
2 – 3 cm = Rp. 65
3 – 5 cm = Rp. 85
5 – 7 cm = Rp. 110
7 – 9 cm = Rp. 140
Sedia juga:
ikan lele konsumsi = Rp. 10.000 / kg
ikan lele sangkal (1 kg isi 20-25 ekor) = Rp. 12.000
Senin, 17 Desember 2012
Kamis, 06 Desember 2012
Mencegah & Mengobati Penyakit Pada Ikan Lele
Penyakit pada ikan lele cukup beragam dan memerlukan
penanganan yang berbeda-beda tergantung jenis penyakitnya. Untuk
mengetahui jenis penyakit apa yang menimpa ikan lele peliharaan kita,
bisa dilihat dari gejala-gejala luar ikan lele. Meski lele termasuk ikan
yang tahan hidup dalam air yang berkualitas buruk, tetapi sanitasi air memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan lele.
Penyakit pada ikan lele biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat parasit yang
hidup pada tubuh ikan lele, mikroorganisme ini biasanya berupa virus,
bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. Beberapa penyebab
penyakit pada ikan lele antara lain:
1. Penyakit karena Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di
ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8
x 1-1,5 mikron.
Gejala Lele Terserang Bakteri ini : warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air.
Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik.
Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine
dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari
berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari
selama 3-4 hari.
2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak
(karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi
berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik
putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.
3. Penyakit karena Jamur/Cendawan Saprolegnia.
Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus
seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang
daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada
telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa
direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan
telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau
5-10 ppm selama 15 menit.
4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya
bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda,
disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
(1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
(2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;
(3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada
campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green
Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang
segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
5. Penyakit cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan
Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing
Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian:
(1) direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
(3) menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;
(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
(1) direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
(3) menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;
(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
6. Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
Pengendalian: Selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah.
Penyakit yang menimpa ikan lele biasanya terjadi karena lingkungan air yang tidak baik,
misalnya tercemar oleh zat-zat berbahaya, kepadatan tebar yang terlalu
besar dan perubahan suhu yang drastis. Pada kondisi demikian daya tahan
ikan lele menurun dan mudah terserang penyakit. Penyakit pada lele bisa
juga berasal dari bibit lele sudah membawa penyakit dari asalnya, hanya
belum menunjukkan gejala sakit saat ditebar. Untuk itu perlu
berhati-hati dalam memilih bibit lele. Cara lain mengatasi penyakit ikan
lele adalah mengkarantina ikan lele sakit pada kolam karantina yang
diberi garam ikan, selain dengan pengobatan-pengobatan tersebut
Penyakit Pada Ikan Lele
Mengenal Penyakit Pada Ikan Lele Budidaya
Parasit Ikan |
Hama serta penyakit yang ada pada budidaya lele menjadi salah satu
faktor yang cukup menentukan akan keberhasilan budidaya lele. Cara
penanggulangan penyakit pada budidaya lele merupakan upaya dalam
memaksimalkan budidaya ikan lele.
Walaupun pengetahuan dan cara dalam menanggulangi serangan penyakit pada budidaya ikan lele sangat penting, terkadang banyak rekan-rekan pembudidaya mengabaikan hal seperti ini, sehingga budidaya lele hasilnya menjadi tidak maksimal.
Hama pada budidaya Lele yang ukuran besar ini nampak secara kasat mata misalnya ular, Sero, Kucing dan lain-lain. Untuk ikan lele budidaya pembesaran yang di pelihara di sawah hama lele biasanya seperti kodok, burung pemangsa ikan dan lainnya. Untuk Jenis penyakit pada budidaya Lele biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang memang tidak terlihat oleh mata kita, jadi memang ini membutuhkan kejelian kita dalam mendeteksi datangnya penyakit maupun ciri-ciri pada ikan yang mulai terserang penyakit.
Penyakit yang suka menyerang pada ikan budidaya lele ini memang sangat beragam dan memerlukan penanganan yang intensif serta cara yang berbeda-beda tergantung dari jenis penyakit yang menyerangnya. Untuk mengetahui dan bagaimana cara menanggulangi serangan penyakit maka kita harus tau jenis penyakit apa yang menimpa ikan lele budidaya kita, kita bisa melihatnya dari gejala fisiknya, perlu diperhatikan meskipun ikan lele termasuk salah satu ikan yang memang tahan hidup dalam air yang berkualitas jelek, tetapi rekan-rekan pembudidaya jangan salah karena sanitasi air memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan lele yang kita budidayakan.
Penyakit yang umum menyerang pada lele budidaya biasanya lebihbanyak disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat parasit dan hidup pada tubuh lele, biasanya berupa sejenis virus, bakteri dan jamur, serta protozoa yang berukuran sangat kecil. dibawah ini gambaran umum beberapa jenis penyakit pada ikan lele :
Walaupun pengetahuan dan cara dalam menanggulangi serangan penyakit pada budidaya ikan lele sangat penting, terkadang banyak rekan-rekan pembudidaya mengabaikan hal seperti ini, sehingga budidaya lele hasilnya menjadi tidak maksimal.
Sudah banyak kejadian yang cukup merugikan para pembudidaya dikarenakan lele tiba-tiba mati secara masal atau satu per satu yang akhirnya panenpun gagal. Sebenarnya pertanyaan serta keluhan mengenai cara mengatasi penyakit pada lele budidaya ini sudah cukup sering kita dengar dikalangan pembudidaya, untuk itu sangat penting bagi rekan-rekan pembudidaya ikan lele supaya memiliki pengetahuan dalam hal penyakit ikan lele dan cara penanggulangannya.
Hama pada budidaya Lele yang ukuran besar ini nampak secara kasat mata misalnya ular, Sero, Kucing dan lain-lain. Untuk ikan lele budidaya pembesaran yang di pelihara di sawah hama lele biasanya seperti kodok, burung pemangsa ikan dan lainnya. Untuk Jenis penyakit pada budidaya Lele biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang memang tidak terlihat oleh mata kita, jadi memang ini membutuhkan kejelian kita dalam mendeteksi datangnya penyakit maupun ciri-ciri pada ikan yang mulai terserang penyakit.
Penyakit yang suka menyerang pada ikan budidaya lele ini memang sangat beragam dan memerlukan penanganan yang intensif serta cara yang berbeda-beda tergantung dari jenis penyakit yang menyerangnya. Untuk mengetahui dan bagaimana cara menanggulangi serangan penyakit maka kita harus tau jenis penyakit apa yang menimpa ikan lele budidaya kita, kita bisa melihatnya dari gejala fisiknya, perlu diperhatikan meskipun ikan lele termasuk salah satu ikan yang memang tahan hidup dalam air yang berkualitas jelek, tetapi rekan-rekan pembudidaya jangan salah karena sanitasi air memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan lele yang kita budidayakan.
Penyakit yang umum menyerang pada lele budidaya biasanya lebihbanyak disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat parasit dan hidup pada tubuh lele, biasanya berupa sejenis virus, bakteri dan jamur, serta protozoa yang berukuran sangat kecil. dibawah ini gambaran umum beberapa jenis penyakit pada ikan lele :
1. Bakteri Aeromonas hydrophilla serta Pseudomonas hydrophylla
Bentuk dari jenis bakteri ini adalah seperti batang dengan cambuk dan
terletak di ujung batang, biasanya cambuk ini digunakan untuk bergerak
dan ukurannya sekitar 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron.
Biasanya bila lele budidaya kita terserang penyakit ini menunjukan gejala seperti warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat juga timbul pendarahan. Lele bernafas kurang baik dan berada di permukaan air.
Adapun cara pencegahan untuk penyakit jenis ini rekan-rekan harus selalu menjaga lingkungan tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik. Bila ikan lele budidaya sudah terlanjur terserang penyakit ini rekan bisa memberikan pengobatan melalui makanan yang dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari harus rutin atau bisa juga dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari berturut-turut.
Biasanya bila lele budidaya kita terserang penyakit ini menunjukan gejala seperti warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat juga timbul pendarahan. Lele bernafas kurang baik dan berada di permukaan air.
Adapun cara pencegahan untuk penyakit jenis ini rekan-rekan harus selalu menjaga lingkungan tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik. Bila ikan lele budidaya sudah terlanjur terserang penyakit ini rekan bisa memberikan pengobatan melalui makanan yang dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari harus rutin atau bisa juga dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari berturut-turut.
2. Tuberculosis yang biasa disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Bila Ikan terserang penyakit ini biasanya menunjukan gejala seperti
tubuh ikan menjadi berwarna gelap, perut agak bengkak (ini dikarenakan
tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). ikan biasanya
berada berdiri di permukaan air seperti angka 1, iakan suka
berputar-putar atau miring-miring (tapi bukan seperti lagi azep - azep
he..he..), bintik putih di sekitar mulut serta sirip ikan. untuk cara
pengendalian penyakit ini adalah dengan memperbaiki kualitas air serta
lingkungan sekitar kolam. bila sudah terlanjur terserang maka rekan bisa
mengobatinya dengan Terramycin yang dicampur dengan makanan 5-7,5
gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari secara rutin.
3. Penyakit karena Jamur/Cendawan Saprolegnia.
Tumbuhnya jamur pada ikan bisa terjadi pada jaringan tubuh yang mati
atau ikan yang kondisinya sangat lemah sekali. biasanya gejala yang
timbul pada ikan akan ditumbuhi sekumpulan benang sangat halus seperti
kapas dibagian daerah luka atau ikan yang sudah lemah kondisinya, juga
biasanya jamur ini menyerang daerah kepala atau tutup insang pada sirip
juga tubuh lainnya. jamur ini juga sering menyerang pada telur ikan yang
kita budidaya. Bila ikan sudah terserang jamur ini, rekan rekan bisa
melakukan pengendalian dengan cara benih gelondongan atau ikan dewasa
direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm kurang lebih selama 30
menit, untuk telur rekan bisa merendamnya menggunakan Malachyte Green
Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama kurang lebih 15
menit.
4. Bintik Putih dan juga Gatal (Trichodiniasis)
Golongan penyakit ini disebabkan oleh parasit dari golongan Ciliata yang bentuknya bentuknya bulat dan kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk seperti tapal kuda, yang sering disebut disebut Ichthyophthirius multifilis. bila ikan diserang penyakit ini biasanya akan menunjukan gejala seperti dibawah ini:
- Ikan yang kita budidaya bila mulai diserang akan sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air dengan posisi berdiri;
- Biasanya terdapat bintik-bintik yang berwarna putih pada lapisan kulit serta sirip dan insang;
- Ikan yang sudah terjangkit akan sering menggosok-gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding kolam dikarenakan gatal (bukan kegatelan ya he..he..).
Bila semua ini terjadi rekan harus sangat memperhatikan kualitas dari
air serta kuantitasnya. untuk cara pengobatannya bisa dilakukan dengan
cara perendaman ikan yang terkena infeksi dalam campuran larutan
formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3
selama kurang lebih 12-24 jam, lalu ikan diberi air yang segar.
Pengobatan cara ini usahakan diulang selama 3 hari.
5. Cacing Trematoda
Penyakit cacing Trematoda ini disebabkan oleh cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus yang biasa menyerang pada bagian insang dan kulit sirip, biasanya gejala yang ditunjukan yaitu insang yang dirusak serta menjadi luka-luka, lalu timbul pendarahan yang akan akibatnya pernafasan menjadi terganggu.
Untuk cara pengendaliannya rekan-rekan bisa melakukan cara seperti :
- Merendam ikan dalam formalin 250 cc/m3 air selama kurang lebih 15 menit;
- Merendamnya dalam Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
- Rekan juga bisa Menyelupkan tubuh ikan tersebut dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;
- Bisa juga memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
- Atau memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
6. Parasit Hirudinae sejenis lintah
Penyakit ini disebabkan oleh lintah Hirudinae atau cacing berwarna merah kecoklatan. biasanya bila ini menyerang akan timbul gejala seperti pertumbuhan ikan menjadi lambat, ini disebabkan darah pada tubuh ikan terhisap oleh parasit, sehingga akan menyebabkan anemia.
Untuk cara pengendalian rekan harus selalu mengamati pada saat mengurangi padat tebar juga dengan larutan Diterex 0,5 ppm. Bilamana lele menunjukkan tanda terserang Penyakit, maka harus dikontrol faktor penyebabnya juga kondisi tersebut harus segera ditangani.
Perlu rekan-rekan pembudidaya ketahui, bahwa biasanya penyakit yang menimpa ikan lele terjadi lebih banyak dikarenakan faktor lingkungan air yang kurang baik, atau bisa juga tercemar oleh zat-zat berbahaya, serta kita juga harus memperhatikan kepadatan tebar, karena kepadatan yang terlalu besar dan perubahan suhu yang drastis akan menurunkan daya tahan tubuh juga mudah terserang penyakit.
tapi yang sering terjadi adalah penyakit pada lele ada juga yang berasal dari benih awal memang sudah membawa penyakit hanya memang belum menunjukkan gejala sakit saat akan ditebar. oleh karena itu rekan perlu berhati-hati dalam memilih benih lele yang akan kita budidaya. Cara lain yang biasa dilakukan oleh pembudidaya dalam mengatasi penyakit ikan lele adalah dengan mengkarantina ikan lele yang sakit pada kolam husus untuk karantina yang diberi garam ikan.
Semoga Ikan budidaya kita tidak terserang jenis penyakit di atas, bilamana terserang ga usah panik tinggal coba aja dipraktekan cara penanggulangan seperti di atas atau bisa juga menggunakan obat-obatan Herbal untuk ikan yang sudah saya posting silahkan untuk di baca, perlu diketahui bahwa penyakit ikan yang paling ganas adalah penyakit yang ke 7 yaitu HAMA KOKOD he..he.. bila terserang hama ini bukan saja ikan akan mati tapi bangkainyapun tidak dapat rekan temukan he..he..
Sudah menjadi
rahasia umum di masyarakat bahwa yang menjadi musuh utama para petani/peternak
ikan adalah kematian ikan. Namanya juga memelihara “nyawa” jadi kematian adalah
hal yang wajar. Sama halnya dengan manusia, ikan juga dibatasi oleh usia/umur
biologisnya, tetapi yang sangat meresahkan adalah jika kematian ikan itu
disebabkan oleh serangan penyakit, dimana penyakit itu jika tidak ditangani
dengan segera maka bisa menyebabkan kematian massal ikan.
Penyakit ikan
yang menyebabkan kematian massal ikan dalam jumlah besar dan menyebar dalam
waktu singkat serta sangat berpotensi menjadi wabah ada beberapa jenis. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.33/MEN/2007, jenis-jenis
penyakit ikan yang berpotensi menjadi wabah diantaranya:
No
|
Penyebab
|
Organisme Penyakit
|
Nama Penyakit
|
1.
|
Virus
|
Taura Syndrome
Virus
|
Taura
Syndrome (TS)
|
White Spot
Syndrome Virus
|
White Spot
Disease
|
||
Viral
Nervous Necrosis Virus
|
Viral
Nervous Necrosis (VNN)
Viral
Enchelopathy and Retinophaty (VER)
|
||
Koi Herpes
Virus
|
Koi Herpes
Virus (KHV)
|
||
Infectious
Myonocrosis Virus
|
Infectious
Myonecrosis (IMN)
|
||
2.
|
Bakteri
|
Aeromonas
hydropilla
|
Bercak
Merah/Motile Aeromonas Septicemia
|
Mycobacterium
marinum
Mycobacterium
chelonei
Mycobacterium
fortuitum
|
Fish
Tuberculosis (Fish Mycobacteriosis)
|
||
Edwarsiella
ichtaluri
|
Enteric
Septicemia of Catfish (ESC)
|
||
Sterptococcus
iniae
|
Sterptococcocis
|
||
Vibrio
harveyi
|
Vibriosis
|
||
3.
|
Parasit
|
Ichthyophthirius
multifiliis
|
Ichthyophthiriusis
(Bintik Putih)
|
Perkinsus marinus
Perkinsus
atlanticus
Perkinsus
olseni
|
Perkinsiosis
|
||
4.
|
Mikotik
|
Phanomyces
invadans
|
Epizootic Ulcerative
Syndrome (EUS)
|
Selasa, 04 Desember 2012
50 Hari Lele Bisa Di Panen
Semula aku kurang tertarik dengan ikan yang namanya Lele, apalagi
dibenakku hewan yang satu ini hidup di air yang kotor dan jorok. Ini
terjadi semasa kecil orangtuaku terbiasa memelihara lele di comberan
belakang rumah yg sekaligus berfungsi sebagai penampung air limbah kamar
mandi dan sekaligus tempat membuang sisa kotoran para penghuni rumah.
Praktis deh si lele makannya “ituan”.
Memelihara ikan, aku gemar sekali, kebetulan juga Aku pencinta hewan.
Di empang-empangku juga dipelihara beberapa jenis ikan, gurami, emas,
mujaer, tawes dan lain-lain. Kecuali lele, kalau adapun itu bukan karena
dipelihara tapi mungkin pengungsi dari empang sebelah.
Seorang teman anakku memperkenalkan usaha barunya, beternak lele. Dia
menawarkan aku untuk memeliharnya. Sudah jelas jawabanku. Tidak Mau!.
Alasannya, aku kurang suka lele, kurang fisibel, gak untung karena
makannya banyak. Pokoknya tidak sebanding antara modal dan hasil panen.
“Bukan Lele Dumbo Bi, tapi Lele Sangkuriang” biasa dia memanggilku
dengan sebutan Abi (Bapak dlm bahasa Arab). Lalu dia menjelaskan beda
dan keunggulan dari lele sangkuriang dibanding dengan dumbo.
Yang paling tertarik saat dia menjelaskan bahwa masa pembesarannya
relatif singkat hanya cukup 50 hari sudah bisa dipanen dengan ukuran
antara 6-10 ekor/kg dan yang terpenting FCR (perbandingan pakan dengan
daging yang dihasilkan adalah 1:1, artinya untuk mendapatkan 1 kg ikan
dibutuhkan 1 kg pakan). Tertarik dengan tawarannya, aku coba kursus
kilat bagaimana prosesi pembesaran lele dengan waktu relatif singkat
tersebut.
Tertarik juga, akhirnya diputuskan untuk mencoba memelihara si kumis.
Karena tidak punya lahan kering yang bisa dibuatkan kolam dari terpal,
akhirnya aku pergunakan empang yg sudah ada dengan tambahan waring
(keramba jaring).Mula-mula hanya 1,100 ekor saja ukuran 4-6. Pakan
diberikan sesuai jadwal dan jenisnya. 3kg ff999, 5kg 781-2sp, 22kg 781
dan 70kg SNL pelet tenggelam, total semu a 100kg. Waktu pemberiannya
pukul 9.00, 14.00, 17,00 dan 21.00 semuanya 4 kali sehari. Pemberian
pakanpun berkala dari ff999, 781-2sp,781 dan setelah itu habis baru
diberikan SNL.
Aku
dibantu temanku yang kebetulan tinggal di lahan empang tersebut.
Praktis waktuku terkonsentrasi di empang, alhamdulillah Umi (sebutan utk
istriku)sudah bisa menjalankan bisnisnya sendiri di Tanah Abang tanpa
aku dampingi lagi. Kemang Jkt-Depok Tanah Baru jadi rute riding tiap
hari, ditemani si hitam kawasaki klx mondar-mandir tiap hari nengokin si
kumis kesayanganku.
Luar biasa, perkembangan si kumis begitu cepatnya. Kematian mungkin
sekitar 10 persen. Belum genap 50 hari si kumis sudah bisa dipanen,
tepat berusia 48 hari dari masa penebaran, lele sangkuriangku sudah bisa
dipanen. Alhamdulillah, total semua yg diangkat plus ikan yg kuberikan
ke teman-teman berjumlah 120kg. Wooww surprais…. Percaya aku bahwa lele
sangkuriang bisa dipanen dalam waktu hanya 50 hari saja bahkan kurang.
Tentu saja dengan kondisi dan prasyarat tertentu. Dan sejak itulah aku
bisa menikmati Si Kumis yang dulunya aku jijik minta ampun, ternyata
dagingnya enak dibanding ikan lain.
*catatan, Pemeliharaan di kolam tanah (empang) dengan sumber air
dari mata air yg ada dan menggunakan hapa untuk permudah panen dan
sortir
Berangkat dari coba-coba pembesaran lele sangkuriang aku makin intens
bergelut dengan dunia baruku itu. Usaha pembesaran si kumis mulai
diperbesar, dari awal 1000 ekor menjadi 10000 ekor bibit, terus
bertambah menjadi beberapa karamba jaring. Kesulitan mendapat bibit lele
Sangkuriang berkualitas mulai terasa, banyaknya permintaan membuat aku
kelimpungan mencari bibit.
Akhirnya
kuputuskan memproduksi bibit sendiri, tapi ilmu untuk itu belum
memadai. Memang dari kecil aku sudah hobi menernakan berbagai ikan hias,
dari black molly sampai si jenong Louhan pun pernah kuternak. Belajar
dan belajar dari orang yang lebih senior dan berpengalaman. Kunjungan ke
beberapa Fishfarm, bergabung di forum dunia maya, sampai kursus-kursus
kulalui. bergabung dengan rekan sesama pembudidaya yang berefek pada
bertambahnya pengetahuan tentang si kumis.
Sekarang aku malah sibuk di pembibitan, awalnya untuk memenuhi
kebutuhan sendiri. Berjalannya waktu, bibit yg kami produksi malah
banyak peminatnya. Berpikir praktis, bibit saja sudah bisa menghasilkan
uang mengapa harus menunggu dibesarkan yang memakan waktu. Kolam
pembesaran jadi kosong karena tidak ada bibit yang tersisa untuk empang
sendiri. Kedepan kami akan meningkatkan produksi bibit agar Abah
Fishfarm juga melakukan pembesaran Lele Sangkuriang untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang lidahnya sudah mulai ‘fanatik’ dengan lele
sangkuriang.
Ukuran ikan lele sangkuriang konsumsi
berkisar antara 7 s/d 10 ekor perkilonya. Pada segmen pembesaran ikan
lele biasnya menggunakan benih ukuran 5/6, 7/8 atau 9/10 cm, tetapi pada
kenyataanya banyak yang menggunakan ukuran 5/6 karena utk ukuran 7/8
& 9/10 susah mendapatkannya hal ini disebabkan semakin tingginya
minat terhadap lele sangkuriang. Benih lele sangkuriang yg ukuran 5/6
memerlukan waktu 50 s/d 60 hari utk panen, bahkan masa panen bisa
dipercepat lagi dgn lebih sering memberikan pakan setiap harinya.
Di dalam teknik cara pembesaran ikan lele sangkuriang, kolam disarankan menggunakan kolam terpal karena lebih mudah & memiliki banyak keuntungan. Metode awal yg biasa digunakan utk yg baru memulai disarankan membuat satu kolam berukuran 5 m x 2 m dgn kedalaman 125 cm s/d 130 cm. Sebaiknya tanah utk kolam terpal digali sedalam 60 cm, jangan lupa utk meratakan, menghaluskan, memadatkan tanah dasar kolam & membuat kamalir pada dasar kolam. Tanah hasil galian kolam digunakan utk tanggul yg mengelilingi kolam, ketinggian tanggul sekitar 40 cm. Dinding kolam bisa dibuat dgn bambu atau pasangan batako.
Untuk ukuran kolam 5 m x 2 m atau 10 m2 seperti keterangan di atas dpt menampung benih sebanyak 1000 s/d 1200 ekor, karena kisaran tebar yg ideal utk lele adalah 100 s/d 120 ekor/m2. Kolam yg sudah tersedia diisi dgn air yg bersih & memenuhi standart, jangan sampai air tercemar dgn zat-zat yg dpt membahayakan. Isi dgn air hingga mencapai ketinggian 50 cm. setelah itu wajib melakukan pengomposan menggunakan kotoran kambing, dgn takaran 1,5 kg/m2, shg utk kolam berukuran 10 m2 memerlukan kotoran kambing sebanyak 15 kg. Kotoran kambing kemudian dibagi menjadi dua karung, & diikat rapat lalu masukkan kedlm kolam, biarkan karung yg berisi kotoran kambing tersebut mengapung. Setelah itu pada air kolam diberikan larutan /cairan yang dapat memperbaiki kualitas air dan menjaga kestabilan PH air, sebaiknya gunakan larutan yg telah teruji & terpercaya. Sebaiknya pembudidaya lele sebaiknya memiliki alat pengukur PH air. Apabila PH air kolam sudah memenuhi syarat, baru penebaran bibit lele dilakukan. Pengomposan & pemberian larutan ini hanya dilakukan sekali pada setiap proses persiapan kolam.
Pada hari kedelapan, karung yg berisi kotoran kambing kemudian diangkat, injak-injak karung atau dicelup-celupkan sebelum diangkat agar kandungan zat-zat yg berguna utk kesehatan air kolam & lele lebih banyak keluar.
Benih sebaiknya membeli dari tempat-tempat yg sudah terpercaya sebagai
pembenih lele sangkuriang. Tebarkan benih sesuai dgn kisaran tebar yg
ideal, penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore.
Pemberian pakan diberikan 5 s/d 6 kali setiap hari, pemberian pakan diberi jarak sekitar 2 s/d 3 jam, pemberian pakan pertama dimulai pada jam 9 pagi, sebaiknya hindari memberi pakan sebelum jam 9 pagi, karena jika terlalu pagi permukaan kolam yg masih tercemar sehingga tdk baik utk ikan lele.
Pemberian pakan diberikan 5 s/d 6 kali setiap hari, pemberian pakan diberi jarak sekitar 2 s/d 3 jam, pemberian pakan pertama dimulai pada jam 9 pagi, sebaiknya hindari memberi pakan sebelum jam 9 pagi, karena jika terlalu pagi permukaan kolam yg masih tercemar sehingga tdk baik utk ikan lele.
Apabila ingin menggunakan pelet murni dalam pembesaran ikan lele sangkuriang
maka komposisi yg baik adalah pelet apung sebanyak 30 % & pelet
tenggelam 70 %. Jika ingin diselingi dgn pakan tambahan maka pelet
tenggelam harus dikurangi. Misalnya jika ingin member pakan tambahan
berupa ayam tiren sebanyak 50 %, maka pemberian pelet tenggelam hanya
tinggal 20 % saja, takaran pelet apung tidak boleh dikurangi yaitu 30 %.
Sebagai gambaran, jika kita menggunakan pelet adalah ; pelet tahap 1
utk benih 5/6 atau 7/8 = 3 kg, pelet tahap 2 = 5 kg, pelet tahap 3 = 22
kg & pelet Tenggelam = 70 kg jadi total penggunaan pelet adalah 100
% atau 100 kg adalah utk pemberian pakan benih lele 1.000 ekor &
biasanya akan memperoleh hasil sekitar 1 kuintal lele konsumsi. Jika
ingin hasil yg lebih baik lagi silahkan menambah beberapa kilogram
jumlah pakan yg diberikan
.
Apabila pelet tahap 1 telah habis maka tinggi air harus ditambah 20 cm
hingga menjadi 70 cm, lakukan pengisian dgn air baru tanpa pengomposan,
penambahan air berikutnya jika pakan pelet tahap 2 telah habis tambah
ketinggian air 20 cm lagi sehingga menjadi 90 cm, ketinggian air tidak
ditambah sampai pakan pelet tahap 3 habis, selanjutnya jika pelet tahap 3
telah habis baru ketinggian air ditambah lagi 30 cm sehingga menjadi
120 cm, ketinggian air tetap 120 cm sampai pada panen tiba.
Jenis Jenis Benih Lele
Ada Beberapa Jenis Benih lele :
- Phyton
- Masamu / Masamo
- Sangkuriang
- Dumbo
* Karakter Benih Lele Phyton
* Karakter benih Lele Masamu / Masamo
* Karakter Benih Lele dumbo
- Phyton
- Masamu / Masamo
- Sangkuriang
- Dumbo
* Karakter Benih Lele Phyton
KARAKTERISTIK LELE PHYTON
Nama : Lele Phyton (Clarias sp)
Asal: Pandeglang, Banten
Keturunan : Silang LeLe D89 X Lele Dumbo
Ciri Khusus : Memiliki alat pernafasan tambahan aborescent,
bentuk kepala pipih dengan mulut kecil, mempunyai punuk dibelakang
kepala, ekor bulat, dan sungut lebih panjang dibandingkan lele dumbo
biasa. Bagian atas berwarna hijau kecoklatan, punggung atas sampai
pangkal ekor hijau kehitaman, loreng berwarna hijau kecoklatan, bagian
bawah sampai pangkal ekor berwarna putih cerah
Perbedaan Karakteristik antara Induk Lele S D89 (CPP) dengan Lele Dumbo
Berikut
ini disajikan perbedaan ciri khusus antara Induk Lele D89 F2 dengan
Lele Dumbc Tabel 1. Perbedaan ciri Induk Lele Dumbo F6 dengan Lele
Super D89
|
VARIETAS
|
Lele D89 F
|
Lele Dumbo
|
Pertumbuhan
|
Cepat
|
Lam bat
|
Warna
|
Hijau Kecoklatan
|
Hitam kecoklatan
|
Bentuk Tubuh
|
Pendek
|
Panjang
|
Ketahanan terhadap Penyakit
|
Relatif tahan thd penyakit
|
Rentan terhadap
|
* Karakter benih Lele Masamu / Masamo
Hendra, petani pembudidaya ikan air tawar asal Desa
Kace Timur Kecamatan Mendo Barat sekitar enam bulan lalu mulai
mengembangkan pemijahan Lele Masamo (Matahari Sakti Mojokerto), jenis
strain baru lele dumbo di rumahnya.
“Lele Masamo (clarias gariepinus) merupakan hasil silangan lele Afrika Selatan dengan lele Thailand. Lele jenis ini banyak dibudidayakan petani ikan di Mojokerto yang awalnya diproduksi perusahaan pelet ikan Matahari Sakti,” kata Hendra didampingi rekannya John ditemui Bangka Pos Group, Minggu (3/6).
Ditambahkannya untuk di Pulau Bangka ini baru dia saja yang mencoba memijahkannya, indukan berasal dari produsen Lele Masamo sebanyak empat paket kiriman induk, saat ini sudah mulai dipijahkan.
“Kita selama ini dapat keluhan dari petani ikan, soal pertumbuhan benih lambat, tingkat kematian tinggi dan mudah terserang penyakit, karena itu tertarik mendatangkan strain baru Lele Masamo yang lebih cepat pertumbuhannya dan tahan penyakit,” jelas Hendra.
Ditambahkannya, setelah dilakukan ujicoba ternyata memang pertumbuhan ikan lebih bagus dari strain lele dumbo yang sudah ada sebelumnya, karena itu Lele Masamo akan dikembangkan di sini.
“Gerakan benihnya lincah dan agresif, karena itu jangan sampai terlambat dalam pemberian pakan karena lele ini sifat kanibal nya tinggi, karena kantung perutnya lebih besar sehingga makannya lebih banyak dan cepat lapar. Kalau tangan kita masukkan dalam kolam langsung diserbunya karena dikira makanan,” tukas Hendra.
Diakuinya, hasil produksi benihnya sudah banyak dibeli petani-petani pembudidaya di Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah, dan Bangka sendiri seperti Sungailiat dan Belinyu, serta warga sekitarnya. Bahkan sudah ada permintaan dari petani dari Kabupaten Belitung, namun belum bisa dipenuhi, mudah-mudahan ke depan bisa direalisasikan.
“Saat ini hatchery Lele Masamo sudah mengembangkan generasi Masamo hibrid namun baru sebatas penelitian dan belum dilemparkan ke pasaran, mungkin akhir tahun nanti baru dijual ke pasaran,” imbuhnya
“Lele Masamo (clarias gariepinus) merupakan hasil silangan lele Afrika Selatan dengan lele Thailand. Lele jenis ini banyak dibudidayakan petani ikan di Mojokerto yang awalnya diproduksi perusahaan pelet ikan Matahari Sakti,” kata Hendra didampingi rekannya John ditemui Bangka Pos Group, Minggu (3/6).
Ditambahkannya untuk di Pulau Bangka ini baru dia saja yang mencoba memijahkannya, indukan berasal dari produsen Lele Masamo sebanyak empat paket kiriman induk, saat ini sudah mulai dipijahkan.
“Kita selama ini dapat keluhan dari petani ikan, soal pertumbuhan benih lambat, tingkat kematian tinggi dan mudah terserang penyakit, karena itu tertarik mendatangkan strain baru Lele Masamo yang lebih cepat pertumbuhannya dan tahan penyakit,” jelas Hendra.
Ditambahkannya, setelah dilakukan ujicoba ternyata memang pertumbuhan ikan lebih bagus dari strain lele dumbo yang sudah ada sebelumnya, karena itu Lele Masamo akan dikembangkan di sini.
“Gerakan benihnya lincah dan agresif, karena itu jangan sampai terlambat dalam pemberian pakan karena lele ini sifat kanibal nya tinggi, karena kantung perutnya lebih besar sehingga makannya lebih banyak dan cepat lapar. Kalau tangan kita masukkan dalam kolam langsung diserbunya karena dikira makanan,” tukas Hendra.
Diakuinya, hasil produksi benihnya sudah banyak dibeli petani-petani pembudidaya di Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah, dan Bangka sendiri seperti Sungailiat dan Belinyu, serta warga sekitarnya. Bahkan sudah ada permintaan dari petani dari Kabupaten Belitung, namun belum bisa dipenuhi, mudah-mudahan ke depan bisa direalisasikan.
“Saat ini hatchery Lele Masamo sudah mengembangkan generasi Masamo hibrid namun baru sebatas penelitian dan belum dilemparkan ke pasaran, mungkin akhir tahun nanti baru dijual ke pasaran,” imbuhnya
* Karakter Benih Lele Sangkuriang
Lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetika lele dumbo melalui silang balik (backcross). Sehingga klasifikasinya sama dengan lele dumbo yakni:
Phyllum: Chordata, Kelas: Pisces, Subkelas : Teleostei, Ordo: Ostariophysi, Subordo: Siluroidea, Famili: Clariidae, Genus: Clarias, Spesies: Clarias sp (Lukito, 2002).
Proses Perbaikan Genetik
Lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik (back cross) antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Kemudian menghasilkan jantan dan betina F2-6. Jantan F2-6 selanjutnya dikawinkan dengan betina generasi kedua (F2) sehingga menghasilkan lele sangkuriang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1. Induk betina F2
merupakan koleksi yang ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air
Tawar (BBPBAT) Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo
yang diintroduksi dari Afrika ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk
jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi (Anonimus, 2007).
Meskipun
induk awal lele sangkuriang berasal dari ikan lele dumbo, antara
keduanya tetap memiliki perbedaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakter Reproduksi Lele Sangkuriang dan Lele Dumbo
Deskripsi
|
Lele Sangkuriang
|
Lele Dumbo
|
Kematangan
|
8 – 9
|
4 – 5
|
Fekunditas (butir/kilogram induk betina)
|
40.000 – 60.000
|
20.000 – 30.000
|
Diameter telur (mm)
|
1,1 – 1,4
|
1,1 – 1,4
|
Lamanya inkubasi telur pada suhu 23o-24oC (jam)
|
30 – 36
|
30 – 36
|
Lamanya kantung telur terserap pada 23o-24oC (hari)
|
4 – 5
|
4 – 5
|
Derajat penetasan telur (%)
|
> 90
|
> 80
|
Sifat larva
|
Tidak kanibal
|
Tidak kanibal
|
Kelangsungan hidup larva (%)
|
90 – 95
|
90 – 95
|
Pakan alami larva
|
Moina sp. Daphnia sp. Tubifex sp.
|
Moina sp. Daphnia sp. Tubifex sp.
|
Sumber: Effendi, 2004
Ciri-ciri Morfologi
Menurut Anonimus (2005) secara umum morfologi ikan lele sangkuriang tidak memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo yang selama ini banyak dibudidayakan. Hal
tersebut dikarenakan lele sangkuriang sendiri merupakan hasil silang
dari induk lele dumbo. Tubuh ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk
tubuh memanjang, berkulit licin, berlendir, dan tidak bersisik.
Bentuk kepala menggepeng (depress),
dengan mulut yang relatif lebar, mempunyai empat pasang sungut. Lele
Sangkuriang memiliki tiga sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip
ekor, dan sirip dubur. Sementara itu, sirip yang yang berpasangan ada dua yakni sirip dada dan sirip perut. Pada sirip dada (pina thoracalis)
dijumpai sepasang patil atau duri keras yang dapat digunakan untuk
mempertahankan diri dan kadang-kadang dapat dipakai untuk berjalan
dipermukaan tanah atau pematang. Pada bagian atas ruangan rongga insang
terdapat alat pernapasan tambahan (organ arborescent), bentuknya seperti batang pohon yang penuh dengan kapiler-kapiler darah.
Habitat
Lele sangkuriang dapat hidup di lingkungan yang kualitas airnya sangat jelek. Kualitas air yang baik untuk pertumbuhan yaitu kandungan O2 6 ppm, CO2 kurang dari 12 ppm, suhu (24 – 26) o C, pH (6 – 7), NH3 kurang dari 1 ppm dan daya tembus matahari ke dalam air maksimum 30 cm (Lukito, 2002).
Tingkah Laku
Ikan lele dikenal aktif pada malam hari (nokturnal).
Pada siang hari, ikan lele lebih suka berdiam didalam lubang atau
tempat yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan lele
mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk mencari
binatang-binatang kecil (bentos) yang terletak di dasar perairan
(Simanjutak, 1989 ).* Karakter Benih Lele dumbo
Lele Dumbo termasuk spesies Clarias gariepinus. Lele dumbo dilengkapi
dengan organ arborescent ( insang tambahan ) atau biasa disebut dengan
labyrinth. Ciri-ciri ikan lele dumbo kulit berlendir, tidak bersisik,
mempunyai loreng pada kulitnya. Lele dumbo dapat hidup didalam lumpur
dan memiliki sedikit oksigen, lele dumbo pun mampu hidup tanpa air
sekalipun, asalkan udara disekitarnya cukup lembab. contohnya, lele
dumbo dibawa dalam karung goni yang sudah dibasahi ( tapi jangan lele
yang masih kecil ga bakalan kuat mas! ini hanya berlaku untuk lele
dengan ukuran lebih dari 1/2 kg ). lele dumbo dilengkapi dengan enam
pasang kumis yang berfungsi sebagai alat peraba. Suhu yang paling ideal
20-30 derajat celcius, pada dasarnya lele dumbo termasuk karnivora atau
pemakan daging di habitat alaminya lele dumbo memakan jentik nyamuk,
serangga, siput, kutu air dan sebagainya. lele dumbo akan bertelur atau
memijah bila si betina telah matang kelamin. si betina akan mengeluarkan
telur - telurnya dan kemudian si jantan beraksi dengan menyemprotkan
sperma ke telur - telur tersebut. Telur akan menempel pada batu , atau
tanaman yang memiliki serabut contohnya ijuk. Kandungan Gizi yang
terdapat pada lele dumbo sangatlah besar setiap 100 gram lele dumbo
mengandung 18,2 gram protein, 149 kalori energi , 8,4 gram lemak dan 6,4
karbohidrat. Tunggu apalagi? datang langsung ke tukang Pecel Lele ya?!
he...he
Langganan:
Postingan (Atom)