- Phyton
- Masamu / Masamo
- Sangkuriang
- Dumbo
* Karakter Benih Lele Phyton
KARAKTERISTIK LELE PHYTON
Nama : Lele Phyton (Clarias sp)
Asal: Pandeglang, Banten
Keturunan : Silang LeLe D89 X Lele Dumbo
Ciri Khusus : Memiliki alat pernafasan tambahan aborescent,
bentuk kepala pipih dengan mulut kecil, mempunyai punuk dibelakang
kepala, ekor bulat, dan sungut lebih panjang dibandingkan lele dumbo
biasa. Bagian atas berwarna hijau kecoklatan, punggung atas sampai
pangkal ekor hijau kehitaman, loreng berwarna hijau kecoklatan, bagian
bawah sampai pangkal ekor berwarna putih cerah
Perbedaan Karakteristik antara Induk Lele S D89 (CPP) dengan Lele Dumbo
Berikut
ini disajikan perbedaan ciri khusus antara Induk Lele D89 F2 dengan
Lele Dumbc Tabel 1. Perbedaan ciri Induk Lele Dumbo F6 dengan Lele
Super D89
|
VARIETAS
|
Lele D89 F
|
Lele Dumbo
|
Pertumbuhan
|
Cepat
|
Lam bat
|
Warna
|
Hijau Kecoklatan
|
Hitam kecoklatan
|
Bentuk Tubuh
|
Pendek
|
Panjang
|
Ketahanan terhadap Penyakit
|
Relatif tahan thd penyakit
|
Rentan terhadap
|
* Karakter benih Lele Masamu / Masamo
Hendra, petani pembudidaya ikan air tawar asal Desa
Kace Timur Kecamatan Mendo Barat sekitar enam bulan lalu mulai
mengembangkan pemijahan Lele Masamo (Matahari Sakti Mojokerto), jenis
strain baru lele dumbo di rumahnya.
“Lele Masamo (clarias gariepinus) merupakan hasil silangan lele Afrika Selatan dengan lele Thailand. Lele jenis ini banyak dibudidayakan petani ikan di Mojokerto yang awalnya diproduksi perusahaan pelet ikan Matahari Sakti,” kata Hendra didampingi rekannya John ditemui Bangka Pos Group, Minggu (3/6).
Ditambahkannya untuk di Pulau Bangka ini baru dia saja yang mencoba memijahkannya, indukan berasal dari produsen Lele Masamo sebanyak empat paket kiriman induk, saat ini sudah mulai dipijahkan.
“Kita selama ini dapat keluhan dari petani ikan, soal pertumbuhan benih lambat, tingkat kematian tinggi dan mudah terserang penyakit, karena itu tertarik mendatangkan strain baru Lele Masamo yang lebih cepat pertumbuhannya dan tahan penyakit,” jelas Hendra.
Ditambahkannya, setelah dilakukan ujicoba ternyata memang pertumbuhan ikan lebih bagus dari strain lele dumbo yang sudah ada sebelumnya, karena itu Lele Masamo akan dikembangkan di sini.
“Gerakan benihnya lincah dan agresif, karena itu jangan sampai terlambat dalam pemberian pakan karena lele ini sifat kanibal nya tinggi, karena kantung perutnya lebih besar sehingga makannya lebih banyak dan cepat lapar. Kalau tangan kita masukkan dalam kolam langsung diserbunya karena dikira makanan,” tukas Hendra.
Diakuinya, hasil produksi benihnya sudah banyak dibeli petani-petani pembudidaya di Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah, dan Bangka sendiri seperti Sungailiat dan Belinyu, serta warga sekitarnya. Bahkan sudah ada permintaan dari petani dari Kabupaten Belitung, namun belum bisa dipenuhi, mudah-mudahan ke depan bisa direalisasikan.
“Saat ini hatchery Lele Masamo sudah mengembangkan generasi Masamo hibrid namun baru sebatas penelitian dan belum dilemparkan ke pasaran, mungkin akhir tahun nanti baru dijual ke pasaran,” imbuhnya
“Lele Masamo (clarias gariepinus) merupakan hasil silangan lele Afrika Selatan dengan lele Thailand. Lele jenis ini banyak dibudidayakan petani ikan di Mojokerto yang awalnya diproduksi perusahaan pelet ikan Matahari Sakti,” kata Hendra didampingi rekannya John ditemui Bangka Pos Group, Minggu (3/6).
Ditambahkannya untuk di Pulau Bangka ini baru dia saja yang mencoba memijahkannya, indukan berasal dari produsen Lele Masamo sebanyak empat paket kiriman induk, saat ini sudah mulai dipijahkan.
“Kita selama ini dapat keluhan dari petani ikan, soal pertumbuhan benih lambat, tingkat kematian tinggi dan mudah terserang penyakit, karena itu tertarik mendatangkan strain baru Lele Masamo yang lebih cepat pertumbuhannya dan tahan penyakit,” jelas Hendra.
Ditambahkannya, setelah dilakukan ujicoba ternyata memang pertumbuhan ikan lebih bagus dari strain lele dumbo yang sudah ada sebelumnya, karena itu Lele Masamo akan dikembangkan di sini.
“Gerakan benihnya lincah dan agresif, karena itu jangan sampai terlambat dalam pemberian pakan karena lele ini sifat kanibal nya tinggi, karena kantung perutnya lebih besar sehingga makannya lebih banyak dan cepat lapar. Kalau tangan kita masukkan dalam kolam langsung diserbunya karena dikira makanan,” tukas Hendra.
Diakuinya, hasil produksi benihnya sudah banyak dibeli petani-petani pembudidaya di Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah, dan Bangka sendiri seperti Sungailiat dan Belinyu, serta warga sekitarnya. Bahkan sudah ada permintaan dari petani dari Kabupaten Belitung, namun belum bisa dipenuhi, mudah-mudahan ke depan bisa direalisasikan.
“Saat ini hatchery Lele Masamo sudah mengembangkan generasi Masamo hibrid namun baru sebatas penelitian dan belum dilemparkan ke pasaran, mungkin akhir tahun nanti baru dijual ke pasaran,” imbuhnya
* Karakter Benih Lele Sangkuriang
Lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetika lele dumbo melalui silang balik (backcross). Sehingga klasifikasinya sama dengan lele dumbo yakni:
Phyllum: Chordata, Kelas: Pisces, Subkelas : Teleostei, Ordo: Ostariophysi, Subordo: Siluroidea, Famili: Clariidae, Genus: Clarias, Spesies: Clarias sp (Lukito, 2002).
Proses Perbaikan Genetik
Lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik (back cross) antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Kemudian menghasilkan jantan dan betina F2-6. Jantan F2-6 selanjutnya dikawinkan dengan betina generasi kedua (F2) sehingga menghasilkan lele sangkuriang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1. Induk betina F2
merupakan koleksi yang ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air
Tawar (BBPBAT) Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo
yang diintroduksi dari Afrika ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk
jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi (Anonimus, 2007).
Meskipun
induk awal lele sangkuriang berasal dari ikan lele dumbo, antara
keduanya tetap memiliki perbedaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakter Reproduksi Lele Sangkuriang dan Lele Dumbo
Deskripsi
|
Lele Sangkuriang
|
Lele Dumbo
|
Kematangan
|
8 – 9
|
4 – 5
|
Fekunditas (butir/kilogram induk betina)
|
40.000 – 60.000
|
20.000 – 30.000
|
Diameter telur (mm)
|
1,1 – 1,4
|
1,1 – 1,4
|
Lamanya inkubasi telur pada suhu 23o-24oC (jam)
|
30 – 36
|
30 – 36
|
Lamanya kantung telur terserap pada 23o-24oC (hari)
|
4 – 5
|
4 – 5
|
Derajat penetasan telur (%)
|
> 90
|
> 80
|
Sifat larva
|
Tidak kanibal
|
Tidak kanibal
|
Kelangsungan hidup larva (%)
|
90 – 95
|
90 – 95
|
Pakan alami larva
|
Moina sp. Daphnia sp. Tubifex sp.
|
Moina sp. Daphnia sp. Tubifex sp.
|
Sumber: Effendi, 2004
Ciri-ciri Morfologi
Menurut Anonimus (2005) secara umum morfologi ikan lele sangkuriang tidak memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo yang selama ini banyak dibudidayakan. Hal
tersebut dikarenakan lele sangkuriang sendiri merupakan hasil silang
dari induk lele dumbo. Tubuh ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk
tubuh memanjang, berkulit licin, berlendir, dan tidak bersisik.
Bentuk kepala menggepeng (depress),
dengan mulut yang relatif lebar, mempunyai empat pasang sungut. Lele
Sangkuriang memiliki tiga sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip
ekor, dan sirip dubur. Sementara itu, sirip yang yang berpasangan ada dua yakni sirip dada dan sirip perut. Pada sirip dada (pina thoracalis)
dijumpai sepasang patil atau duri keras yang dapat digunakan untuk
mempertahankan diri dan kadang-kadang dapat dipakai untuk berjalan
dipermukaan tanah atau pematang. Pada bagian atas ruangan rongga insang
terdapat alat pernapasan tambahan (organ arborescent), bentuknya seperti batang pohon yang penuh dengan kapiler-kapiler darah.
Habitat
Lele sangkuriang dapat hidup di lingkungan yang kualitas airnya sangat jelek. Kualitas air yang baik untuk pertumbuhan yaitu kandungan O2 6 ppm, CO2 kurang dari 12 ppm, suhu (24 – 26) o C, pH (6 – 7), NH3 kurang dari 1 ppm dan daya tembus matahari ke dalam air maksimum 30 cm (Lukito, 2002).
Tingkah Laku
Ikan lele dikenal aktif pada malam hari (nokturnal).
Pada siang hari, ikan lele lebih suka berdiam didalam lubang atau
tempat yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan lele
mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk mencari
binatang-binatang kecil (bentos) yang terletak di dasar perairan
(Simanjutak, 1989 ).* Karakter Benih Lele dumbo
Lele Dumbo termasuk spesies Clarias gariepinus. Lele dumbo dilengkapi
dengan organ arborescent ( insang tambahan ) atau biasa disebut dengan
labyrinth. Ciri-ciri ikan lele dumbo kulit berlendir, tidak bersisik,
mempunyai loreng pada kulitnya. Lele dumbo dapat hidup didalam lumpur
dan memiliki sedikit oksigen, lele dumbo pun mampu hidup tanpa air
sekalipun, asalkan udara disekitarnya cukup lembab. contohnya, lele
dumbo dibawa dalam karung goni yang sudah dibasahi ( tapi jangan lele
yang masih kecil ga bakalan kuat mas! ini hanya berlaku untuk lele
dengan ukuran lebih dari 1/2 kg ). lele dumbo dilengkapi dengan enam
pasang kumis yang berfungsi sebagai alat peraba. Suhu yang paling ideal
20-30 derajat celcius, pada dasarnya lele dumbo termasuk karnivora atau
pemakan daging di habitat alaminya lele dumbo memakan jentik nyamuk,
serangga, siput, kutu air dan sebagainya. lele dumbo akan bertelur atau
memijah bila si betina telah matang kelamin. si betina akan mengeluarkan
telur - telurnya dan kemudian si jantan beraksi dengan menyemprotkan
sperma ke telur - telur tersebut. Telur akan menempel pada batu , atau
tanaman yang memiliki serabut contohnya ijuk. Kandungan Gizi yang
terdapat pada lele dumbo sangatlah besar setiap 100 gram lele dumbo
mengandung 18,2 gram protein, 149 kalori energi , 8,4 gram lemak dan 6,4
karbohidrat. Tunggu apalagi? datang langsung ke tukang Pecel Lele ya?!
he...he
Tidak ada komentar:
Posting Komentar